Fishery Development Study  

MUQADDIMAH

Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah perairan 75 % dari luas keseluruhan wilayahnya, menempatkannya pada posisi salah satu negara yang kaya dengan aset alam. Adanya konstribusi potensi perairan dalam memberi nafas perjalanan pembangunan Indonesia sampai saat ini, seyogyanya tidak membuat sektor perikanan menjadi second opinion tetapi justru menjadikannya Top Issue dalam setiap mengawali bahasan tema pembangunan dimana kesejahteraan bangsa sebagai titik akhirnya. Potensi-potensi tersebut ditandai dengan adanya gugusan pulau ( 17.508), panjang garis pantai 81.000 km beserta ribuan organisme yang bernilai ekonomis, ditambah lagi beberapa wilayah yang belum terjamah potensinya.

Besarnya potensi sumberdaya perairan kemudian menjadi ironis bilamana diperhadapkan pada ketidakmampuan mengangkat masyarakat perikanan yang masih kukuh sebagai bagian komunitas masyarakat termiskin, sementara komunitas inilah yang paling dekat dengan sumber vital tersebut. Pola kebijakan beserta perangkat-perangkatnya yang pernah diterapkan telah menjadi ikhtiar dari beberapa fase kepemimpinan bangsa Indonesia dalam menjawab persoalan ini, namun hasilnya belum dirasakan sebagian besar masyarakat pesisir. Tentunya untuk mencapai tujuan pembangunan perikanan meniscayakan pelibatan seluruh elemen bangsa dengan masing-masing fungsi dan peran dalam satu pola pengelolaan perikanan. Perspektif kita tentang kesejahteraan dan suatu pola pengelolaan ideal yang hanya mewakili dari kelompok, status, atau golongan tertentu kemudian dominan melekat pada sebuah kebijakan pembangunan sehingga justru menjauhkan masyarakat itu sendiri dari tujuan pembangunan perikanan.
Mengacu dari permasalahan ini dan dengan tetap berusaha mempertahankan fungsi dan peran mahasiswa, di tingkatan mahasiswa perikanan menganggap perlu menciptakan spirit baru dalam memandang dan mencari beberapa solusi (way out) melalui momen awal dimana ada penyatuan ruang dari peran dan fungsi pemerintah, mahasiswa, dan masyarakat. Dari sisi internal kemahasiswaan dianggap perlu untuk meningkatkan kapasitas melalui pengetahuan dari institusinya agar lebih Humanis-aplikatif, sehingga langkah kongkrit dari bentuk penyikapan antara realitas masyarakat pesisir dengan kondisi kemahasiswaan adalah dalam bentuk Advance Training dengan analisis berbasis data pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai bagian masyarakat perikanan dengan segala kompleksitas permasalahan yang terjadi didalamnya.

TEMA KEGIATAN
Dengan berpijak pada landasan pikir, maka tema kegiatan ini adalah “Peran Mahasiswa Dalam Pengembangan Perikanan Melalui Penguatan Masyarakat Pesisir dan Pulau – Pulau kecil”

TUJUAN KEGIATAN
 Memilki perangkat analisa yang nantinya mampu mengidentifikasi dan menindaklanjuti masalah masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.
 Mengetahui realitas masyarakat pesisir dan pulau – pulau kecil
 Meningkatkan perangkat analisis mahasiswa terhadap masalah dengan berbasis data
 Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dan mengaktualkannya ke dalam realitas masyarakat pesisir
 Mampu menemukan sinergisitas arah kelembagaan mahasiswa dengan kebutuhan masyarakat pesisir

WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 6 – 14 mei 2005, bertempat di Field Marine Station Pulau Barrang Lompo.
PESERTA
Adapun peserta dari kegiatan ini adalah Mahasiswa Perikanan se-Indonesia.
ALUR PIKIR KEGIATAN
1. Materi Pengantar
 Tujuan : Memberikan pengetahuan awal kepada peserta seputar masalah perikanan.
 Model : Materi kelas (Ceramah dan diskusi)
 Ruang lingkup :
o Kultur masyarakat Pesisir dan Pulau-pulau kecil.
o Potensi sumberdaya perikanan (Pesisir dan Pulau –pulau kecil).
o Kebijakan pembangunan Perikanan (Pesisir dan Pulau-pulau kecil).
o Pengelolaan sumberdaya perikanan (Pesisir dan Pulau-pulau kecil).
o Peran kelembagaan masyarakat dalam pengembangan perikanan (Pesisir dan Pulau–pulau Kecil)
o Rencana strategi pemerintah dalam pengembangan perikanan
o Sengketa Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (PPK)
2. Materi Kapasitas Kader.
 Tujuan : Memberikan perangkat – perangkat analisa bagi peserta dalam membedah persoalan perikanan.
 Model : Materi kelas (Pendekatan Partisipatif).
 Ruang Lingkup :
- Analisis kebijakan public. - Analisis Framing.
- Legal Drafting. - PRA/RRA.
- Analisis Konflik. - MPS (Manajemen Perencanaan Strategis).
3. Riset/penelitian.
 Tujuan : - Pengambilan data
- Mendekatkan mahasiswa perikanan dengan realitas masyarakat pesisir dan pulau – pulau kecil
 Model : Peserta ditempatkan di empat pulau yang berbeda, kemudian mengambil data – data yang diperlukan.
 Ruang lingkup : Mencakup semua materi pengantar serta materi kapasitas.

4. Pembuatan Rumusan.
 Tujuan : Membuat rancangan program solutif yang berbasis data/fakta yang diperoleh melalui pendekatan partisipatif
 Model : - Setiap peserta mempresentasikan data – data yang diperoleh.
- Membuat rumusan bersama melalui pendekatan Partisipatif.

5. Field Trip.
 Tujuan : Menambah wawasan kebaharian dan pengenalan dunia laut.
 Model : Penyelaman, snorkling, Keliling Pulau-Pulau Sengketa.

MATRIKS KEGIATAN
Terlampir (1)

SUMBER PENDANAAN
Dana kegiatan diperoleh dari Konstribusi peserta (Rp. 50.000/orang), sponsor, instansi-instansi serta usaha panitia yang tidak mengikat.

ANGGARAN KEGIATAN
PENUTUP
Demikianlah proposal ini kami buat atas segala partisipasi dan bantuannya kami ucapkan terima kasih, semoga pelatihan ini dapat mendukung pengembangan perikanan ke depannya.

Panitia Pelaksana
STUDY of FISHERY’S DEVELOPMENT (Fides)
Coastal and Isle

Muhammad Yunus
Ketua Panitia
Rhena Amalia K.
Sekretaris

Mengetahui,
BEM Perikanan UH
Periode 2004 -2005


A. Erwin Nurba
Presiden

1 komentar: to “ Fishery Development Study