Rena
Rena Amalia Kani
Temanku …
Aku mengenal mu saat pelaksanaan fishery Development Study (fides) di Pulau Baranglompo. Masih teringat saat di pulau dimana panitia sibuk melaksanakan tugasnya. Cucuran keringat dan air mata mewarnai pelaksanaan fides. Sebagai ketua panitia saya masih teringat saat kita sebagai panitia harus rela mencicipi sisa makanan. Sebab saat itu panitia kehabisan makanan. Dan makanan yang dipesan dari makassar tidak bisa dihantar karena tak ada lagi kapal.
Saya juga sangat salut sama Rara…..
Dia adalah wanita yang sungguh perkasa saat itu.
Berkat kecerdasannya dalam berkomunikasi, dia bisa mengajak pemuda di pulau baranglompo tuk membantu pelaksanaan dialog antara menteri kelautan dan perikanan, Freddy Numberi. Sehingga pekerjaan panitia yang setumpuk terasa ringan. Meski om freddy tak sempat datang karena alasan harus berobat ke luar negeri
(kecewa berat ki waktu itu… grrrr grrr…).
Tapi gak apalah, persiapan untuk pak meneteri terpaksa dinikmati pak dirjen, heheheheheeh……
Esoknya panitia kembali menguras tenaga, sebab harus mendampingi peserta ke pulau bonetambu dan pulau barangcaddi guna memantau kondisi masyarakat pesisir di pulau. Dengan bermodalkan speed pinjaman, peserta pun kita hantar ke pulau. Dengan rela dan tentunya ikhlas, teman-teman mendampingi dan melayani para peserta.
Saya salut sekaligus bangga sama kerja keras teman-teman yang tidak kenal pamrih
Demi suksesnya kegiatan ini.
Meski panitia harus berutang di akhir kegiatan hahahahahaha…..
Buat teman-teman di pulau barranglompo (fathur n the gank)
Terima kasih atas bantuan ta semua…
Semoga mendapat imbalan pahala di sisi Allah swr.
Maaf karena Cuma do’a yang bisa kami berikan…
Doakan kami agar menjadi orang sukses yah bro…
Kalau ada sumur di ladang boleh kita menumpang mandi
Kalo ada umurku panjang kita kan jumpa lagi.
bernostalgia, mengenang kisah sedih saat menjadi panitia, hiks hiks hiks,,,,....
OK Coy…?!
Pizh…!!!!!!!
Posted in Himapikani by yunuz | 1 komentar
pappincara
Pincara
Ini adalah sebuah alat penyeberangan di kecamatan cenrana. Strukturnya dibangun menggunakan 3 buah perahu yang selanjutnya diatasnya dibangun lantai dari papan. Dengan luas sekira 4 x 6 meter pincara bias mengangkut hingga 50 – 60 orang sekali menyeberangi aliran sungai cenrana yang airnya coklat.
Keberadaan alat penyeberangan ini sangat membantu warga yang bertempat di seberang sungai untuk menyeberangi sungai menuju kota watampone. Tidak hanya hasil bumi, pincara pun melayani motor dan mobil yang hendak menyeberangi sungai menuju desa yang ada di seberang sungai. (labembe, laleng benteng, dare kalukue, kajuara, hingga… labotto).
Namun kini alat penyeberangan ini tinggal menunggu waktu tuk dipensiunkan. Sebab pemerintah kab bone semenjak ramdhan telah melakukan pemasangan tiang pertama pembangunan jembatan penyeberangan guna menghubungkan dua daerah yang sejak dahulu dipisahkan oleh luasnya sungai cenrana.
Terima kasih pincara dan pappincara (orang yang mengemudikan pincara). Betapapun kehadiran jembatan akan mengantikan posisimu. Namun jasa-jasamu terhadap warga yang tinggal di seberang sungai ataupun yang hendak menyeberangi sungai, sungguh tidak dapat dihitung apalagi dilupakan.
Posted in Cenrana by yunuz | 4 komentar