visi perikanan unhas  

Mimpi 2018

Mimpi perikanan unhas 2018 adalah menjadi pusat perikanan pantai yang terkemuka di Indonesia. Sebuah visi laiknya bintang yang bila tidak dicapai bukan berarti harus jatuh, tetapi wajib dicapai karena terlanjur ditargetkan. Namun melihat potensi dan perkembangan jurusan dewasa ini, visi 2018 niscaya untuk diwujudkan asal ada pengawalan setiap misi.

Pesimistis kalangan civitas akademika perikanan (mahasiswa, dosen, serta pegawai) memang tergambar abstrak namun nyata. Satu yang fatal, ketika civitas selaku tuan rumah tak mampu mengelola kondisi ini menjadi sebuah “power building”. Satu yang penting untuk dipegang teguh adalah optimisme bahwa hidup jurusan harus berlanjut dan integritas serta wilayah teritorial harus dipertahankan hingga titik darah penghabisan. Kejayaan perikanan adalah kesejahteraan masyarakat pesisir/ nelayan yang hingga kini diterpa susah..

Sadar atau tidak, jurusan perikanan telah melewati peradaban kehidupan kampus yang panjang. Tahun 2018 hanya sebelas tahun jaraknya dari sekarang. Bila ingin impian perikanan terwujud, sikap awal yang harus terpatri dalam diri setiap civitas adalah sikap optimis dan semangat membuncah untuk membentuk power building setiap individunya.

Sekarang, beberapa individu mulai menampakkan spirit power building itu. Selanjutnya bagaimana penentu kebijakan di jurusan tercinta ini tanggap dalam mengelola agar setiap semangat individu ataupun organisasi yang ada tidak berujung tragis akibat setitik kekecewaan. Lantas, apa yang harus dikelola dalam perjalanan 11 tahun ke depan ?

Lembaga Mahasiswa

Mau tidak mau, lembaga mahasiswa adalah pintu pertama yang harus dilalui kader baru untuk memulai proses di perikanan. Jadi, sikap curiga dan memandang rendah keberadaan lembaga mahasiswa jangan sampai tercipta. Mungkin untuk saat ini out put dari pengkaderan lembaga mahasiswa belum optimal, namun kesalahan bukan serta merta harus ditujukan pada lembaganya. Bisa saja, karena pada prosesnya pengurus lembaga di perikanan berjalan sendiri bak anak ayam kehilangan induknya. Akhirnya yang timbul adalah semangat apatis dan perpecahan. Padahal untuk membentuk power building hal dasar yang dibutuhkan adalah persatuan.

Setelah power building dipahami untuk selanjutnya diwujudkan, maka posisi lembaga mahasiswa tidak lagi menjadi pihak yang selalu dianggap oposan terhadap kebijakan birokrat. Karena kritik pedas lembaga mahasiswa tak lain adalah menginginkan bagaimana sistem yang berjalan hanya menguntungkan satu pihak dan merugikan banyak pihak. Dalam hal ini mahasiswa dan rakyat.

Satu yang perlu dipahami bahwa lembaga mahasiswa tidak hanya mengajarkan kadernya agar kritis dan radikal terhadap setiap ketidakadilan, tetapi juga berprilaku dan bertindak sesuai norma yang ada. Bila hal itu tidak terlihat, sekali lagi mungkin dalam proses perkembangannya lembaga mahasiswa terlalu cepat ditinggalkan, sehingga harus belajar merangkak dan berjalan sendiri tanpa ditopang oleh dukungan institusi baik moral apalagi materil. Sehingga jangan kaget kalo ada lembaga mahasiswa yang jalannya pincang dan menabrak ‘kerumunan massa’ akibat matanya tidak pernah melihat orang tua yang mengasuhnya. Didikan otodidak, hasilnya bisa lempem juga brutal. Tergantung lingkungan dimana mereka belajar.

Asisten

Asisten di perikanan adalah gambaran sampai dimana kehebatan dan kecerdasan mahasiswa perikanan dalam mendalami ilmu perikanan. Posisinya begitu penting dalam mensinergiskan kegiatan kelembagaan dan akademik. Apabila kapabilitas seorang asisten dalam mengawal sebuah mata kuliah tidak bagus, maka otomatis dosen pengasuh mata kuliah juga kena imbasnya.

Asisten adalah insan kepercayaan dosen. Sehingga apabila pengetahuan dan keterampilan asisten mengecewakan praktikan, maka praktikan bisa berspekulasi akan gambaran dosen yang mengasuh mata kuliah tersebut. Baik atau buruk, praktikan bukan lagi anak ingusan. Mereka bisa menilai, meski itu di hati.

Ke depannya perekrutan asisten harus benar-benar selektif. Jangan membiarkan wadah asisten menjadi lahan unjuk gigi ataupun gagahan demi sebuah kepentingan yang menyesatkan. Sebab asisten adalah sebuah pengabdian. Selain belajar, asisten juga berkewajiban mencerdaskan praktikan melalui transformasi aktif ilmu yang selama ini mereka peroleh dari dosen.

Dosen

Ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat. Namun sayang masih ada dosen yang terbuai dengan ilmu dan metode lamanya. Sistem pembelajaran dalam kelas cenderung membuat mahasiswa bosan dan ngantuk tidak bergairah. Materi kuliah tidak lagi up to date dengan kondisi kekinian bangsa dan perkembangan ilmu pengetahuan dunia.

Namun ironisnya, saat mahasiswa beralih aktivitas dalam kelembagaan, justru ada saja dosen yang menganggap kegiatan lembaga mahasiswa tidak ada gunanya. Setelah gagal menarik hati mahasiswa untuk serius dalam mendalami ilmu perikanan, sebagian dosen kembali mengalihkan biang kerok rendahnya kualitas mahasiswa dalam mata kuliah akibat aktivitas kelembagaan mahasiswa. Nyatanya, ada juga mahasiswa yang aktif dalam kelembagaan namun memiliki nilai yang bagus. Juga ada mahasiswa yang tidak pernah aktif dalam setiap kegiatan lembaga mahasiswa justru nilainya juga anjlok. Untuk ini dosen harus segera cek, ricek dan triple cek dalam mencari solusinya.

Dosen harus cerdas dan fleksibel melihat permasalahan yang ada saat ini. Sadar atau tidak, bahwa tidak semua mahasiswa perikanan yang ada saat ini tertarik mendalami ilmu perikanan. Tindakan solutifnya adalah dengan memberi peluang mahasiswa untuk mengembangkan minat dan bakat mereka. Karena perikanan tidak bisa dibangun hanya dengan mengandalkan pondasi kemampuan akademis. Karya mahasiswa perikanan seperti seni, teknologi, keterampilan berorganisasi dan lainnya justru bisa menjadi dinding dan atap dalam membangun perikanan.

Rhenald Kasali menulis; kepintaran seseorang dalam dunia akademis bukan penentu tunggal dalam kesuksesan hidup. Bahkan bukan itu pula tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan adalah untuk memperbaiki cara berpikir seseorang, sekaligus membebaskan manusia dari belenggu mitos yang mengikatnya. Prosesnya pun panjang, antara 12 – 18 tahun. Dalam rentang waktu panjang itu sulit ditemui orang yang begitu persisten, pandai secara akademis.

Ikatan alumni

Di dunia pendidikan yang ditekankan adalah prosesnya, bukan hasilnya. 4 atau 5 tahun menjadi sarjana di perikanan bisa saja sama. Bedanya adalah siapa yang bisa survive dan berkompetisi dengan kemampuan dan keterampilan yang mereka peroleh.

Sejarah menemukan, ada orang-orang yang memiliki pola bekerja dan belajar seperti mesin diesel, yang panasnya memerlukan waktu. Lebih mengagetkan lagi, mereka yang pintar secara akademis belum tentu pintar di dunia kerja (Rhenald Kasali).

Membaca kenyataan sejarah di atas, sudah menjadi tugas ikatan alumni untuk menyiapkan alumni yang kapabel, tidak resisten terhadap perubahan, adaptif, kreatif dan berani mewujudkan impian mereka saat melangkah dari institusi ini.

Akhirnya, semua unsur termasuk unsur lain yang tak kalah pentingnya hanya menunggu Finishing Touch. Siapapun pemimpinnya, harus mengawal dan memberikan sentuhan akhir dalam mencapai kredo 2018. Bila terwujud, saat itu perikanan yang menjadi pilihan kedua dan ketiga, percaya atau tidak akan menjadi yang pertama di tahun 2008. Eh.. maaf tahun 2018.


Yunus Muhammad

3 komentar: to “ visi perikanan unhas

  • Anonim
    15 Juni 2008 pukul 17.57  

    Menurut saya, visi perikanan UNHAS 2018 merupakan mimpi kita semua, mimpi mahasiswa, dosen, alumni dan semua komponen yang terkait didalamnya, ideal yang kita harapkan semua akan menjadi kenyatan.... Untuk itulah semua instrumen/perangkat harus disiapkan dari sekarang, baik itu kurikulum, SDM, sarana dan prasarana maupun sistem kelembagaan.
    Let's start to do it !!!!

    M. Zamrud (Fish '97)

  • Anonim
    25 Juni 2008 pukul 02.41  

    good..good.. very interesting.
    mudah2n smakin byk ana2 perikanan serta alumni yg bs main2 di IT.
    menguasai informasi, adalah awal utk menguasai semuanya... hebat.
    salut buat 4nda.

    www.mattirotasi.org
    nb: akan segera luanching

    regards,
    ucu'95

  • Anonim
    26 Juni 2008 pukul 13.48  

    terima kasih telah berkunjung kanda.
    kami menantikan IKA juga bisa membuat rumah di dunia maya. biar komunikasi antara alumni bisa terjalin. keep fight! kalo launching mattirotasi, jangan lupa undangannya nah kak

    best regard

    yunuz