Teknologi Budidaya Perikanan Masa Depan, Harapan dan Tantangan
Case Technopreneurship
“Catatan Intensive Student Technoprenenurship Program 2007 Oleh ;
Dr Arie Purbayanto; Penemu dan pemilik Hak Paten ‘Mesin Pemisah Daging dan Tulang Ikan’.”
Salah satu proposal yang kita sampaikan untuk kesinambungan suplai pangan (hasil-hasil perikanan) agar tetap terjamin adalah dengan menumbuhkembangkan budidaya perikanan (growth of aquaculture). Apalagi untuk Indonesia yang demikian dahsyat dan luar biasa potensi sumber daya alam perikanan dan kelautannya, adalah tidak masuk akal jika sampai kekurangan suplai pangan dari lumbung yang sangat besar itu. Seringkali juga dikatakan potensi sumber daya alam perikanan dan kelautan Indonesia itu ibarat Raksasa (The Giant), karena saking besarnya. Jadi sebenarnya kita sedang berjalan bersama raksasa potensi sumber pangan dunia, ”We are walking with the Giant”.
Jika saya diijinkan memilih, maka saya aka tetap memilih sebagai bangsa Indonesia untuk mengabdikan segala potensi yang saya miliki demi kemajuan dan kemakmuran bangsa Indonesia. Dan inilah saatnya untuk saya sepakat menjadi solusi bagi problem kesinambungan pangan bagi dunia melalui Indonesia. Jika perlu saya nyatakan Revolusi pongan dunia dan pusat perikanan kelautan dunia itu ada di Indonesia. Bukankah kita sedang berjalan bersama Raksasa ?.
Mari kita mulai melihat keadaan sesungguhnya dari kondisi potensi pertanian secara luas, termasuk perikanan, kelautan, peternakan dan perhutanan. Secara khusus, saya ingin sampaikan sesuatu yang dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk menyikapi secara tepat. Bahwa pertanian masa depan itu adalah pertanian dengan pupuk murah. Budidaya perikanan dan peternakan masa depan itu adalah budidaya dengan pakan murah. Fakta yang terjadi sekarang merupakan kondisi sebaliknya.
Makhluk hidup (tanaman dan hewan juga manusia) membutuhkan apa yang kita kenal dengan ”Nutrient Essential” (NE). Secara khusus, budidaya perikanan membutuhkan pakan yang mengandung protein yang selama ini diperoleh dari tepung ikan atau sumber-sumber protein lainnya. Dalam budidaya perikanan biaya produksi terbesar ternyata oleh faktor pakan, yaitu sekitar 60-70 % dari total biaya produksi. Sedemikian rupa kelangsungan dan keberhasilan kegiatan budidaya perikanan sangat bergantung dari pakan yang di dalamnya ada komponen protein, yang merupakan biaya terbesar dalam pembuatan pakan.
Mulai sekarang kita memahami ’bisnis’, atau agribisnis terjadi situasi sebagai berikut :
Harga tepung ikan (khususnya impor) mengalami kenaikan per Juli 2006. selama ini untuk mendapatkan pakan yang berkualitas, dengan feed conversion terbaik dihasilkan dengan komposisi formula pakan dengan menggunakan tepung ikan impor.
Dengan naiknya harga pakan, maka pasti biaya produksi akan naik. Pangan (ikan, udang, sayuran, buah, palawija, padi dll) merupakan komoditi yang sangat amat dipengaruhi fluktuasi harga di pasaran (permintaan da penawaran). Harga jual komoditi ikan pada kenyataan rendah bahkan seringkali lebih rendah dari besarnya biaya produksi, dan ini dalam kondisi normal.
Terdapat masalah lain dalam budidaya, misalnya hama dan penyakit, iklim dan siklus musim, kemanan, yang dapat membuat gagal panen. Secara bisnis, kenyataan harga pakan ikan akan naik setelah bulan juli 2006. seumber daya manusia yang bergerak di sektor ini, sebagai pembudidaya ikan (UMKM) banyak sekal jumlahnya. Terdapat ;embaga pendidikan tinggi dalam bidang perikanan dan kelautan, bahkan sudah ada Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai pemerintah yang membinanya. Terbatasnya sumber daya permodalan di sektor ini, karena kebanyakan pelaku bisnis adalah petani-petani kecil.
Yang agak pasti, bahwa kegelapan akan datang. Bagaimana tidak suram, jika raksasa itu berhenti dan tidak dapat maju, maka revolusi pangan tadi menjadi sebuah mimpi belaka.
Saya jadi teringat syair lagunya ”Harry Moekti”:...,, Gelap..betapa gelap hidup ini..., bila sinar terang.. menghalau mendung ini... kemudian dalam refrain dikatakan :..” Kegelapan yang datang.. tak mungkin selamanya... nanti akan berlalu...pasti akan berlalu.. pasti aka berlalu....
Terang itu akan datang, akan sangat bergantung dari Technopreneur masa kini dan masa mendatang. Sumber daya manusia yang memiliki kemampuan teknologi dipadukan dengan sikap dan prilaku enterpreneur, diharapkan menjawab harapan dan tantangan ini.
Saatnya menemukan ide (kreatifitas) dan melakukan inovasi (proses merubah ide menjadi dampak), serta konsep solusi dari permasahan di atas. Andalah Technopreneur –Technopreneur Muda yang diharapkan untuk itu.
22 November 2008 pukul 00.22
Semoga apa yang menjadi harapan setiap insan perikanan ini segerra menjadi kenyataan. Tetapi mewujudkannya akan sangat berat, apalagi dengan kondisi perguruan tinggi di negeri ini yang berjalan tak tentu arah. Semoga idealisme tidak sekadar menjadi idealisme belaka, atau bahkan cuma menjadi khayalan yang akan diwarisi oleh mahasiswa angkatan berikutnya.
16 Desember 2008 pukul 21.01
seperti kata andrea hirata..: semua berawal dari mimpi kawan..!!
jangan pernah takut bermimpi kawan. jika engkau ingin menggenggam duni...
salam sukses dariku
yunuz muhammad