mestakung  

Mestakung, Jangan Setengah-Setengah

Saya teringat kala berumur sepuluh tahun. Asyiknya petak umpet sambil berlarian kejaran. Henggo, sebutan permainan yang begitu akrab pada anak seumur kami. Teman saya Joni setiap bermain henggo selalu saja sulit tertangkap. Dengan tubuh jangkung begitu mudah ia melesat loncat pagar rumah setinggi satu meter.

“ ini baru manusia, coba anjing yang kejar beta pasti beta bisa lompat pagar yang lebih tinggi”, sebutnya angkuh ketika tertangkap setelah harus dikepung beberapa orang anak.

Bagi orang awam, mungkin kemampuan joni dianggap wajar karena tubuhnya yang jangkung. Tapi Prof Yohanes Surya menyebut ini sebagai proses yang disebutnya dengan Mestakung (semesta mendukung). Pembina Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) ini sangat yakin akan keberadaan mestakung. Karena menurutnya kondisi kritis telah mendorong semua molekul untuk mengatur dirinya. Kasus Joni adalah contoh mestakung. Sebuah prinsip dasar pada fisika.

Sebagai ketua tim olimpiade fisika, buku mestakung karya prof Yohanes lebih banyak berkisah perihal kesuksesan tim Indonesia dalam meraih prestasi di tingkatan internasional dalam buku ini. Mengambil contoh Oki Gunawan. Saat melakukan eksperimen fisika dengan nitrogen cair, ia bingung bagaimana memanaskan kembali logam yang telah menjadi dingin akibat direndam dalam nitrogen cair. Akhirnya Oki mendapatkan ide memanaskan logam tersebut dengan menaruhnya di ketiak. Sungguh Kreatif!

Proses kreatif

Proses menggabungkan berbagai konsep merupakan proses dalam mestakung. Prosesnya sebagai berikut (hal. 30);

Ketika kita menghadapi suatu masalah, maka yang terjadi adalah otak mengumpulkan semua informasi yang telah didapat sebelumnya. Otak berusaha mencari apakah data-data yang telah diperoleh sebelumnya dapat menyelesaikan masalah ini. Semakin banyak pengalaman kita, maka semakin mudahlah menyelesaikan masalah tersebut. Terutama jika masalah itu memiliki kemiripan dengan masalah yang pernah dialami sebelumnya.

Namun, jika masalahnya baru sama sekali, maka otak mulai berpkir mencari solusi. Otak berada dalam kondisi kritis. Sel-sel otak mulai melakukan mestakung. Mereka bekerja bersama-sama mencoba menggabungkan berbagai informasi yang sudah dimiliki untuk menghasilkan solusi. Ketika orang berpikir sangat keras, mestakung semakin kuat. Lalu, suatu saat hasil gabungan dari informasi yang dimiliki sel-sel otak ini memberikan solusi yang diinginkan, terjadilah pencerahan. Tiba-tiba didapatkan ide cemerlang untuk menyelesaikan masalah.

Disebutkan buku ini fisikawan abad 19, Herman von Helmholtz, membagi terjadinya proses kreatif dalam tiga tahap: saturasi, inkubasi (pengeraman ide), dan iluminasi (pencerahan). Di tahap saturasi otak dipenuhi berbagai masukan untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Kemudian di masa inkubasi, menurut psikoanalisis, aktivitas otak terus berlangsung tetapi hanya di alam bawah sadar. Masa inkubasi ini tidak perlu terlalu lama (tergantung pada persoalan yang dihadapi). Setelah inkubasi, barulah muncul ide kreatif yang memberikan pencerahan untuk pemecahan masalah tersebut.

Melalui proses kreatif, konon begitu menemukan jawaban dari pertanyaan seputar keaslian emas mahkota raja, Archimedes berteriak-teriak “eureka...eureka!” (saya sudah temukan !) di jalan raya tanpa mengenakan pakaian...

Dipertanyakan..

Ditengah kelinglungan pemerintah dalam menentukan arah kebijakan pendidikan nasional, prinsip mestakung hadir sebagai tawaran metode pembelajaran yang menurut prof yohanes mampu mengantarkan siswa indonesia meraih penghargaan tertinggi di tingkat olimpiade fisika internasional.

Tentang metode pembelajaran hafalan dan berbagai keruwetan karena beratnya kurikulum SD hingga SMA, prof Dr Soedijarto menyoroti eksesnya. Soedijarto menilai pendekatan yang dilakukan ilmuwan Yohanes Surya untuk mempersiapkan pelajar Indonesia meraih Nobel Prize 2020 dengan sistem “diperam”, perlu dipertanyakan (Humaniora Kompas hal. 14, 30/01/07).

Menurutnya hanya dengan “kebebasan, gairah, dan kegembiraan mencari”, Einstein, Isaac Newton, juga Thomas Alva Edison yang tak suka belajar itu justru dibimbing curiosity yang bersumber dari “bermain-main”.

Namun bagaimanapun untuk melahirkan pikiran kreatif dibutuhkan waktu. Apa yang diungkapkan prof Yohanes Surya dalam buku ini adalah suatu pencapaian yang membutuhkan perjuangan panjang.

Ketika kita melangkah, ditengah jalan kita akan melihat ombak dan kuatnya terpaan angin. Ketekunan akan merangsang Mestakung sehingga apapun yang menjadi tujuan kita, niscaya akan kita capai. Tekun sampai garis finis, jangan berhenti atau menyerah di tengah jalan. Mestakung ?!.. jangan setengah-setengah .. . Hingga.. “eureka.. !”

Muhammad Yunus

Data Buku :

- Judul : Mestakung Rahasia Sukses Juara Dunia Olimpiade Fisika

- Penulis : Prof Yohanes Surya, Ph.D

- Penerbit : Hikmah

- cetakan : I, november 2006

- Tebal : x + 175

0 komentar: to “ mestakung